TO SAVE MY DEAR FRIEND
~ PART 3 ~
**Rihan**
Wajah
Liana saat menangis tak dapat kutepis dari pikiranku. Sekarang,
kebosanan dan wajah menangisnya yang menghapus kebosananku bergantian
tiap beberapa menit. I
feel pathetic.
Kenapa wajahnya saat
menangis tak dapat kulupakan...
It is still
impossible that I'm in love... I think...
Dengan kaget, aku
menyadari ada keraguan dalam hatiku. Benarkah aku telah jatuh cinta
padanya?
Even if it's
true, I don't want to admit it. Dari semua makhluk yang ada, dari
semua wanita yang mendekatiku. Malaikat etnis Putih? Satu-satunya
etnis Malaikat, tidak, satu-satunya makhluk yang tabu hubungannya
dengan etnis Hitam.
Haahh. Sedikit udara
segar mungkin dapat membantu. Pegunungan Quetra di Lapisan Tengah
akan menjadi tempat yang tepat.
**Aine**
Aku menemukan iblis
itu di pegunungan Quetra di Lapisan Tengah. Hanya sebuah kebetulan.
Mungkin lebih tepat jika disebut keberuntungan.
Kudengar ada Iblis
etnis Hitam yang sangat rupawan sering berkeliaran di pegunungan
Quetra. Tak kusangka, itu adalah Rihan, kekasi.. - kata yang tak
ingin kuucapkan terlintas di pikiranku – pembunuh (tepatnya calon
pembunuh) Lian. Aku tak mungkin salah mengenalinya. Lian pernah
menunjukkan wajahnya padaku dengan kemampuannya mengendalikan cahaya pada permukaan air.
Aku sudah mencari
iblis itu sejak membulatkan tekadku. Kesulitan dalam menemukannya
sudah aku perkirakan karena aku tak dapat masuk ke Lapisan Bawah.
Adanya iblis rupawan di pegunungan Quetra hanya merupakan desas-desus
yang tidak jelas kebenarannya. Tanpa harapan tinggi, aku mencoba
mencari iblis itu di pegunungan Quetra. Tak kusangka, aku
menemukannya. Perasaanku bercampur antara senang dan kecewa saat
menemukannya. Senang karena menemukannya. Kecewa karena ia bukan
iblis berkekuatan rendah.
Pegunungan yang
penuh dengan tumbuhan pemakan daging ini jarang didatangi makhluk
yang bukan penduduk asli. Sering berkeliaran di sana menunjukkan
tingkat kekuatannya yang di atas rata-rata. Ini akan menghambat
rencana awalku.
Plan B -
rencana cadangan.
......
Aku tak punya
rencana cadangan. This is not good.
**Iblis
Berkekuatan Tinggi**
Rihan, Iblis etnis
Hitam yang sangat rupawan ini sering datang ke pegunungan Quetra di
waktu luangnya. Tak ada yang akan mengganggunya di sini, bahkan Aine
sekalipun. Pegunungan ini penuh dengan tumbuh-tumbuhan pemakan daging
yang ganas.
Rihan yang baru saja
mendarat, disambut oleh Yorlak, tumbuhan ganas yang menyerang dengan
sulurnya yang kuat. Belum sempat Rihan menyimpan sayapnya di
punggung, sulur Yorlak hendak melilit kakinya. Dengan gerakan luwes,
Rihan menghindari serangan tersebut.
Beberapa detik
kemudian...
Kretek. Kretek.
Kretek. Bunyi api yang membakar Yorlak beberapa detik setelah
penyambutan yang ia lakukan. Api itu membakar Yorlak hingga habis,
bukan hanya sulur, tetapi juga kepalanya, tempat jantungnya berada.
Api yang
dikendalikan Rihan ini hanya membakar yang ia inginkan. Pengendalian
Rihan yang sempurna terhadap api sudah ribuan kali membakar habis
tumbuh-tumbuhan yang mencoba menyerangnya di pegunungan ini. Ribuan
yang menyerangnya, tak ada satupun yang berhasil menorehkan bahkan
satu sayatan di kulitnya.
Get
how powerful he is now?
On
the other hand, Aine membawa
Tuliet – semacam jimat yang memiliki kegunaan dan kekuatan yang
berbeda-beda (umumnya digunakan sebagai perlindungan), tergantung
pembuatnya – yang dapat mengusir segala jenis tumbuhan pemakan
daging. Benda yang ia warisi dari ibunya ini adalah benda yang sangat
langka karena jumlah pembuat Tuliet yang dapat dihitung dengan
sebelah tangan. FYI,
benda ini memberikan kutukan mematikan bagi yang bukan pemiliknya.
Jadi, mencurinya adalah ide yang sangat buruk.
Get
the difference between them? It's not like she's weak. She's just not
good enough to survive hours there.
**Rencana
Aine**
Aku akan mencabut
nyawanya. Hal yang tidak begitu sulit. Aku dapat menggunakan
bulu-bulu di sayapku dengan baik. Sedikit manuver cantik dan beberapa
kepakan sayap dengan bulu-bulu putih yang tajam berjatuhan seperti
hujan pasti membunuhnya.
Sialnya, ia adalah
iblis berkekuatan tinggi. Membunuhnya akan membutuhkan lebih dari
manuver tingkat tinggi dan ribuan kepakan sayap. Bulu-bulu putihku
yang menghujaninya bagai seribu jarum tak akan menyentuhnya, bahkan
jika aku menggunakan semua bulu di sayapku.
Nekat saja. Kata
hatiku. Ini demi Lian, sahabatmu.
Pikirkan lagi. Kata
otakku. Alih-alih membunuhnya, kau bisa terbunuh.
Saat hati dan otakku
berseteru, aku melihatnya berjalan ke ujung jurang. Jurang yang
sangat curam. Kesempatan emas!
Pelan-pelan, tanpa
bersuara, kudekati iblis itu dari belakang. Langkah demi langkah
kuambil dengan sangat hati-hati.
***
Rencana Aine yang
baru. Mendorong Rihan dari jarak dekat dengan kemampuannya
mengendalikan air – agar Rihan tak dapat menghindar. Lalu saat
Rihan jatuh dari jurang, menekannya dengan semburan air yang kuat
agar Rihan mencapai dasar jurang lebih cepat tanpa sempat
mengeluarkan sayapnya. What do you think? Nice plan? Or careless
plan?
Bersambung ke To Save My Dear Friend - Part 4
nunggu ending nya..heeheh....
BalasHapusposted! check it out! :D
Hapus